Blue, Color Of My Life

Judul : Blue, Color Of My Life

Kategori : Romance

Cast :

Im Yoona SNSD

Lee Donghae SUJU

Seo Ju Hyeon a.k.a Seohyun SNSD

Lee Taemin SHiNee

Lee Hyukjae a.k.a Eunhyuk SUJU

“Ketua… Apa benar aku mewakili klub kita untuk pameran tingkat wilayah?” teriak seorang namja bertampang imut yang sedang panik.

“Kau ini datang-datang bukannya memberi salam malah langsung teriak-teriak seperti itu” tegur seorang yeoja manis yang sibuk membereskan alat-alat lukisnya.

“Oh annyeong semuanya. Ketua…” jawab namja itu lagi, lalu mulai merajuk mendekati seorang yeoja lainnya diruangan itu.

“Ya!! Kau Taemin, tidak sopan sekali. mana boleh seperti itu” tegur yeoja tadi dengan kesalnya.

“Benar Taemin, kau akan mewakili klub lukis kita ditingkat wilayah. Kenapa, kau keberatan?” tanya seorang yeoja yang dipanggil ketua oleh Taemin dengan tenang.

“Aniyo, tapi kenapa harus aku? Aku belum siap” jawab Taemin dengan lemas.

“Issh.. Kau ini, seharusnya kau bangga bisa dipilih ketua untuk mewakili klub kita ditingkat wilayah” terang yeoja yang pertama.

“Seohyun noona, bukan begitu. Tapi aku baru kelas 1. Kenapa harus aku, kenapa bukan yang lain? Setidaknya aku harus mempersiapkannya sebulan, baru aku benar-benar siap” jawab Taemin membela diri.

“Kau belum tahu tentang peraturan di klub lukis kita? Jadi.. Ketua berhak untuk memilih salah satu dari anak kelas 1 yang disukainya untuk mengikuti pameran tingkat wilayah bersamanya. Jadi berbanggalah sedikit karena ketua Yoona memilihmu” jelas Seohyun panjang lebar.

“Benarkah, jadi ketua menyukaiku? Baiklah aku akan membuat ketua bangga denganku” jawab Taemin bersemangat sambil mengambil peralatan lukisnya dan meninggalkan ruangan tadi.

“Ya!! Lee Taemin, maksudku bukan menyukai yang seperti itu” teriak Seohyun yang cemberut melihat Taemin yang salah paham dengan ucapannya tadi.

“Sudahlah Seohyun, biarkan saja dia” kata Yoona menenangkan Seohyun sambil tersenyum getir.

Flashback

“Ketua.. Benarkah yang aku dengar ini?” tanya seorang yeoja yang terengah-engah saat melihat seorang namja asyik dibalik kanvas besarnya itu.

“Memangnya kau dengar apa Yoona?” tanya namja lainnya yang tiba-tiba sudah ada dibelakang yeoja itu.

“Issh.. Eunhyuk oppa, kau mengagetkan aku saja” kata Yoona.

“Apa yang kau dengar?” tanya Eunhyuk lagi.

“Itu.. Katanya aku terpilih untuk mewakili klub lukis kita di pameran tingkat wilayah, apakah itu benar ketua?” tanya Yoona kembali.

“Benar aku memilihmu untuk pameran itu. Waktumu hanya 2 minggu untuk menyelesaikan lukisannya dan itu disana adalah kanvasmu. Selamat bekerja” kata namja yang dari tadi sibuk dibalik kanvas besarnya itu dengan tenang.

“Mwo, kenapa kanvas itu besar sekali? Kenapa harus aku? Aku ini baru kelas 1” jawab Yoona panik setelah melihat kanvas lukisnya yang tinggi dan besar melebihi dirinya sendiri.

“Ketua berhak memilih salah satu orang yang disukainya untuk dikutsertakan dalam pameran tingkat wilayah, itu peraturan di klub lukis kita. Jangan khawatir ketua Donghae juga ikut” jawab Eunhyuk panjang lebar.

“Mwo.. Ketua menyukaiku?” batin Yoona yang senang mendengar penjelasan Eunhyuk.

“Ya!! Im Yoona kenapa kau senyum-senyum sendiri? Cepat mulai pikirkan gambar apa yang ingin kau lukis” teriak Donghae yang merasa risih dilihat Yoona.

“Oh mianhae” jawab Yoona yang malu.

Yoona PoV

Aku senang ketua memilihku sebagai orang yang disukainya. Tapi aku berharap dia memilihku sebagai pacar, bukannya malah ikut pameran tingkat wilayah. Aku hampiri kanvas yang sudah disediakan untuk pameran itu.

“Kenapa kanvas ini besar sekali? Aku harus melukis apa?” batinku saat melihat kanvas besar itu.

Aku masih saja melihat kanvas itu, bingung entah harus mulai darimana. Aku akan berusaha agar ketua tidak malu karena sudah memilih aku. Benar seorang Im Yoona pasti bisa.

***

Setengah jam kemudian…

Yoona masih tersenyum manis didepan kanvasnya yang besar. Tangannya sibuk melayangkan kuas kesana kemari.

Satu jam berlalu…

Senyum itu masih mengembang diwajahnya, hanya saja tidak semanis yang tadi. Tanpa Yoona sadari ada seseorang yang ikut memandang kanvas besar Yoona.

“Apakah itu lalat?” tanya namja dibelakang Yoona yang kepalanya sudah melongo melihat kanvas besar itu.

“Mwo.. Lalat, mana?” tanya Yoona yang kaget dan baru menyadari kalau dirinya tidak sendirian diruangan itu.

“Itu.. Yang ada ditengah kanvasmu” jawab namja itu lagi.

Yoona yang menyadari hal yang dimaksud Donghae merasa malu setengah mati. “Oh itu” sambil menunjukkan kuas yang ada ditangannya.

“Wuakakakakak…. Jadi selama satu jam kau duduk didepan kanvasmu, hanya itu yang bisa kau hasilkan? Sebuah titik yang lebih menyerupai lalat dari jauh” ejek Donghae dengan tawa kerasnya memecah keheningan ruangan klub mereka.

“Ya!! Ketua.. Kenapa mengejekku? Seharusnya kau membantu, bukan malah mentertawakan aku seperti itu” jawab Yoona kesal sekaligus malu.

Tiba-tiba tawa Donghae terhenti, lalu membalikkan badan dan berjalan menuju Yoona. “Carilah objek yang akan kau gambar tapi ingat jangan terlalu terpaku pada objek tersebut agar hasilnya tidak terlihat monoton” terang Donghae serius lalu melangkah keluar ruangan.

“Oh ya satu lagi” teriak Donghae lagi.

“Nde?” tanya Yoona.

“Lalatnya jangan ikut dimasukkan, mengganggu pandangan mata” jawab Donghae sambil tertawa keras dan meninggalkan Yoona yang semakin kesal.

“Ya!! Ketua.. Apa-apan sih dia itu” kata Yoona dengan kesalnya.

Yoona PoV

Aku pikir tadi ketua Donghae akan menemaniku melukis sambil menjelaskan segala sesuatunya. Tapi ternyata dia mengejekku gara-gara titik sialan ini. Ketua Donghae yang sangat baik dan ramah, itulah yang aku suka dari dia. Namun bukan hal itu yang membuat aku jatuh cinta pertama kali dengannya.

2 tahun yang lalu saat aku mengunjungi pameran SMP-SMU antar wilayah, aku meilhat sebuah lukisan yang sangat indah. Lukisan itu mampu membuatku terpana begitu lama saat memandangnya. Lautan biru dalam lukisan itu terlihat sangat nyata. Dan pemilik lukisan itu adalah Lee Donghae siswa kelas 1 SMU Kirin. Sejak saat itu aku berniat untuk masuk kesekolah Kirin dan segera bergabung dengan klub lukis ini.

Dan akhirnya aku harus terjebak didepan kanvas besar ini tanpa tahu harus melukis apa. Sepertinya aku pulang saja, aku akan mencari ide malam ini dan semoga besok pagi aku sudah bisa mulai melukis.

***

Saat dirumah Yoona sibuk mencari ide untuk lukisannya. Dipandangi langit-langit kamarnya. Lalu tiba-tiba bangun dari ranjang, membuka laci dimejanya dan menemukan album foto. Dibukanya setiap lembar album itu, tiba-tiba matanya terfokus pada sebuah gambar anak kecil yang sedang asyik bermain pasir. Itu adalah foto masa kecil Yoona saat liburan bersama keluarganya di pantai.

Dilihatnya sambil tertawa sendiri, lalu dimasukkan kedalam tas agar besok pagi dia tidak lupa. Setelah lelah mencari objek lukisnya. Akhirnya dia tertidur.

Keesokan paginya.

Yoona menyempatkan dirinya untuk keruangan klub, saat masuk dilihatnya seorang namja sedang asyik melukis didepan kanvas besar. Ternyata itu adalah Donghae. Kanvas yang kemarin siang dilihatnya putih bersih, pagi ini sudah terlihat sketsa yang luar bisa bagus.

“Ketua.. Kau?” kata Yoona yang kaget melihat Donghae sudah ada diruang klub.

“Oh kau Yoona, aku kemarin mendapat ide jadi aku kembali untuk menuangkannya” jawab Donghae sambil melanjutkan kembali lukisannya.

“Jadi semalaman..” tanya Yoona yang masih heran.

“Kalau sudah melukis aku tidak bisa berhenti. Oh iya, apa kau sudah menemukan objek yang akan kau lukis?” tanya Donghae balik.

“Nde.. Aku akan melukis liburan musim panasku waktu kecil” jawab Yoona yang sudah duduk didepan kanvas miliknya.

“Baguslah, tapi ingat yang kemarin aku katakan. Arasso?” kata Donghae mengingatkan.

“Nde” jawab Yoona.

“Baiklah aku kembali kekelas dulu, kau juga jangan sampai terlambat masuk kelas” kata Donghae sambil mengacak-acak rambut Yoona. Wajah Yoona langsung panas dan berubah merah karena perlakuan Donghae.

Dipandanginya lukisan milik Donghae, terlihat masih sama bagusnya dengan lukisan pertama Donghae yang dilihatnya 2 tahun yang lalu. Namun ada yang kurang. Kenapa lukisan itu tidak ada warna birunya, padahal karena warna biru itulah Yoona mulai menyukai lukisan dan Donghae.

“Wah ternyata kau rajin juga ya” kata Eunhyuk yang sudah ada diruangan itu sambil meletakkan beberapa peralatan melukisnya.

“Oh Eunhyuk oppa, aku cuma tidak ingin membuang waktu saja. Kau lihat sendiri kan, kanvas sebesar itu harus kulukis dalam waktu 2 minggu” kata Yoona sambil memandang kanvas itu dengan lesu.

“Kau pasti bisa Yoona, hwaiting!!” jawab Eunhyuk menyemangati Yoona.

“Gomawo oppa, oh iya apa aku boleh tanya sesuatu?” kata Yoona ragu-ragu.

“Silakan” kata Eunhyuk.

“Itu.. Kenapa ketua Donghae tidak memakai warna biru?” tanya Yoona penasaran.

“Dia memang tidak pernah memakai warna biru lagi sejak lukisan terakhirnya di pameran SMP-SMU antar wilayah, aku pernah tanya alasannya tapi dia tidak pernah menjelaskan detilnya” jawab Eunhyuk panjang lebar.

“Oh begitukah?” kata Yoona pelan.

Yoona PoV

Setelah pulang sekolah aku kembali ke ruang klub lukis kami yang letaknya paling ujung. Disana sudah ada teman-teman satu klubku.

“Yoona, kau akan melukis apa?” tanya Seohyun saat aku masuk.

“Nde?” kataku lemah.

“Tenanglah Yoong, kau pasti bisa hwaiting” teriaknya menyemangatiku.

Aku hanya tersenyum kecut mendengar ucapannya. Walaupun aku sudah menemukan objek yang akan dilukis, namun aku masih ragu apakah aku bisa membuat kanvas besar ini menjadi indah hanya dalam waktu 2 minggu.

“Yoona… Ya!! Im Yoona” teriak ketua Donghae yang membuyarkan lamunanku.

“Nde..” kulihat ketua Donghae sudah ada disampingku, dia hanya melirikkan matanya kearah kanvasku menyuruhku melihat kanvas didepanku.

“Ya!! Apa-apan ini ketua, kenapa kau coret-coret kanvasku?” tanyaku yang panik saat melihat ada gambar kecil berbentuk wajah jelek.

“Itu gambar wajahmu saat sedang panik, kayak nenek-nenek” katanya sambil tertawa yang membuat semua anggota klub melongo melihat gambar yang dimaksud.

“Tidak lucu sama sekali” kataku kesal sekaligus malu.

“Ini.. Hwaiting” kata ketua Donghae sambil menyodorkan es krim strawberry kearahku.

“Gomawo” kataku.

Begitulah kelakuan ketua Donghae, wajah tampannya menipu. Dia selalu saja menjahili anggota klub tapi setelahnya dia akan baik seperti sekarang ini. Bagaimana bisa aku membencinya.

Aku rasa lukisanku tidak akan selesai kalau aku hanya mengerjakannya sepulang sekolah, aku berpikir untuk membawa kanvas ini kerumah saja. Jadi saat malam aku bisa melanjutkannya.

“Seohyun, bisa aku minta tolong?” tanyaku saat melihat diruang itu hanya ada dia.

“Nde, minta tolong apa?” tanyanya balik.

“Bantu aku membawa kanvas ini pulang ya” pintaku penuh harap. Bisa aku lihat dia mengernyitkan alisnya.

“Apa kau yakin mau membawa kanvas sebesar ini?” tanyanya menyakinkan aku.

“Mmm” jawabku sambil mengangguk.

“Baiklah, tapi aku ke ruang loker dulu ya” jawabnya sambil berlalu.

Setelah itu aku pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri, wajah dan tanganku penuh dengan cat. Saat akan kembali keruang lukis aku mendengar ketua Donghae dan Eunhyuk oppa sedang berbicara serius disalah satu ruangan. Karena penasaran aku mendekati ruangan itu.

“Kau yakin akan pergi setelah pameran itu?” tanya Eunhyuk oppa.

“Nde, orangtuaku sudah menyiapkan tiket. Lagipula aku sudah harus masuk kekelas baruku setelah itu” jawab ketua Donghae.

“Baiklah terserah padamu saja, tapi setidaknya kau harus memberitahu Yoona tentang kepergianmu ini” kata Eunhyuk oppa lagi.

“Aku akan coba, tapi kalau aku tidak sanggup bisakah kau yang mengatakannya Hyuk?” pinta ketua Donghae kepada sahabatnya Eunhyuk oppa.

“Pasti.. Tapi setidaknya kau coba dulu” ucap Eunhyuk oppa.

Aku yang tidak percaya apa yang aku dengar langsung saja berlari meninggalkan tempat itu. Benarkah ketua Donghae akan meninggalkan sekolah ini? Tapi kenapa? Dia sangat jahat. Aku masuk kesekolah ini karena dia, tapi sekarang yang aku dengar dia akan pindah. Bagaimana hidupku tanpa ketua.

“Rupanya kau ada disini” tanya ketua Donghae sambil menghampiri tempat aku duduk.

“Aku..” jawabku tanpa bisa melanjutkannya.

“Tadi Seohyun mencarimu, katanya kau minta dibantu membawa kanvas itu pulang” katanya lagi.

“Oh iya, aku lupa ada janji dengannya” teriakku sambil berdiri ingin keruang klub.

“Tidak usah kesana, aku sudah menyuruh Seohyun pulang” kata ketua Donghae tenang.

“Mwo.. Seenaknya saja, kalau kau menyuruhnya pulang lalu bagaimana caranya aku membawa kanvas sebesar itu sendiri” kataku jengkel.

“Kanvasnya sudah dibawa Eunhyuk kerumahmu, jadi tenang saja” katanya lagi.

“Oh gomawo, baiklah ketua aku pulang dulu” kataku sambil ingin pergi dari tempat itu.

“Tunggu, aku ingin mengatakan sesuatu” ucap ketua Donghae.
Aku sudah mengerti yang akan dibicarakannya,aku mulai menahan air mata. Aku tidak ingin ketua Donghae tahu kalau aku menangis.

“Aku akan pindah sekolah” kata ketua Donghae.

“Lalu apa urusannya denganku” jawabku kesal.

“Aku ingin kau tahu, jadi..” lanjutnya.

“Pergilah, aku sama sekali tidak peduli. Tidak ada gunanya kau memberitahuku, karena itu sama sekali tidak berarti bagiku” teriakku sambil menangis dan lari meninggalkannya sendiri.

***

Sehari sebelum pameran..

Yoona masih berkutat dengan kuas dan catnya, mulai melukis dengan perasaan menyesal. Kenapa dia harus berteriak pada Donghae. Donghae mana mungkin mengetahui perasaannya yang sebenarnya.

“Ketua memakai warna biru untuk mengungkapkan perasaannya pada orang yang dia sayangi. Karena patah hati dia tidak pernah lagi menggunakan warna biru itu. Dan satu lagi, sebenarnya ketua selalu menunda keberangkatannya” jelas Eunhyuk oppa saat Yoona mengambil tas diruang klub.

Tengah malam Yoona masih terus melukis. Ditepisnya rasa kantuk agar bisa menyelesaikan lukisan ini tepat waktu. Jadi sejak hari dimana Donghae memberitahunya tentang kepindahan itu, Yoona hanya bersedih tanpa pernah menyentuh kanvas miliknya.

Saking mengantuknya beberapa kali kepala Yoona terjatuh, karena dia tanpa sadar tidur dengan posisi duduk sampai akhirnya.

“Ya!! Lukisanku.. Bagaimana ini? Padahal aku sudah lelah begadang untuk membuatnya” teriak Yoona panik melihat lukisannya hancur ketumpahan cat.

“Aku tidak akan bisa menyelesaikannya, padahal besok aku harus membawanya ke pameran” kata Yoona lagi sambil menangis.
Ditengah kepanikannya, dia bergegas mengambil handphone dan tanpa sadar menghungi Donghae.

“Yoeboseyo” suara disana.

“Ketua.. Tolong aku” jawab Yoona sambil terus menangis.

“Yoong, kenapa kau?” tanya Donghae yang tidak mengerti ucapan Yoona.
Beberapa saat kemudian..

“Jadi maksudmu, kesalahan kecil itu yang ini?” tanya Donghae yang sudah ada dikamar Yoona.

“Nde” jawab Yoona sambil mengangguk dan tentu saja tanpa menghentikan tangisannya.

“Ini sih rusak, bukan salah” jawab Donghae setelah melihat lukisan Yoona yang hancur karena ketumpahan cat. Dia mengerti pasti Yoona berusaha sampai larut malam begini untuk menyelesaikan lukisannya. Dilihat dari kerusakannya, pantas saja dia tidak berhenti menangis.

“Tapi tenang saja, jangan panggil aku ketua kalau tidak bisa mengatasi kesulitan ini” kata Donghae lalu menoleh melihat Yoona yang sudah tertidur lelap dibahunya. Dipindahkannya Yoona keranjang. Donghae pun mulai untuk memperbaiki lukisan Yoona.

Hari pameran…

Yoona PoV

“Lukisanku..” teriakku saat bangun dan mengingat kejadian semalam.

Kubuka kain penutup kanvasku, dan betapa kagetnya aku melihat lukisanku yang semalam hancur menjadi indah tanpa cacat sedikit pun. Namun setelah aku menyadari ada sesuatu yang sepertinya tidak asing untukku, biru ini…

Warna biru yang sama persis dengan biru yang aku lihat saat pameran 2 tahun yang lalu. Dan aku teringat tentang ketua Donghae. Aku berlari kebawah dan bertanya pada ibu

“Omma.. Apa kau melihat ketua Donghae?” sambil mengatur nafasku.

“Oh dia sudah pulang pagi-pagi sekali, omma mau membangunkanmu tapi dia melarang omma. Katanya kau kelelahan” jawab ibuku.

Aku harus bergegas membawa lukisanku kepameran dan mencari ketua Donghae. Sampai ditempat pameran aku mencari lukisan ketua Donghae berharap dia juga ada disana.

“Apa benar itu lukisan ketua Donghae, kenapa belum jadi begitu sih?” tanya Seohyun pada Eunhyuk oppa.

Aku langsung melihat kearah yang dilihat mereka, betapa terkejutnya aku melihat lukisan dari ketua Donghae yang belum sepenuhnya jadi. Ini pasti gara-gara semalam aku minta tolong kepadanya.

“Eunhyuk oppa, apa kau melihat ketua?” tanyaku begitu menyadari hari ini dia akan pergi.

“Mianhae Yoong, Donghae sudah pergi. Dia hanya menitipkan ini untukmu” jawab Eunhyuk oppa.

Deer Yoong, hwaiting!!

Itulah pesan terakhirnya. Saat itu aku hanya bisa menangis menyesal atas semua yang terjadi saat terakhir aku bersamanya.

Flashback End

“Hei Taemin, lukisanmu itu aneh. Coba liat lukisan milik ketua Yoona” ledek Seohyun saat melihat lukisan milik Taemin.

“Ya!! Noona, jangan menyamakan kemampuanku dengan kemampuan ketua Yoona” teriak Taemin protes.

“Issh.. Kau ini” kata Seohyun jengkel hendak menjitak kepala Taemin.

“Sudah-sudah.. Kalian berdua ini sudah seperti kucing dan anjing saja. Kemampuanmu semakin meningkat Taemin” kata Yoona setelah melihat lukisan Taemin. Jauh lebih baik daripada dia dulu, pikirnya.

“Gomawo ketua” jawab Taemin senyum-senyum.

“Kau ini, baru dipuji sedikit saja sudah besar kepala” kata Seohyun mengejek Taemin. Begitulah mereka berdua setiap bertemu, bertengkar tentang hal kecil.

“Annyeong” sapa suara namja.

“Ann… “ jawab Yoona kaget melihat seorang namja didepan pintu yang wajahnya sangat dia rindukan.

“Oppa..” teriak Seohyun menghampiri Donghae.

Yoona hanya bisa tersenyum kecut melihat Donghae. Harus diakui dalam hati kecilnya bahwa dia sangat merindukan sosok namja yang sekarang ada didepannya ini. Tapi pikirannya memaksa untuk membenci namja yang sudah meninggalkannya selama 2 tahun.

Yoona PoV

“Apa kabar Yoong?” tanya Donghae oppa membuka percakapan diantara kami.

“Baik, oppa?” tanyaku balik.

“Bisa kau lihat sendiri kan” jawabnya.

“Mianhae Yoong, aku pergi begitu saja..” kata Donghae, tapi langsung aku potong karena ku tidak ingin mendengar apa-apa lagi tentang masa lalu.

“Sudahlah oppa, aku malas membicarakannya” jawabku kesal.

“Bisakah kau mendengar dulu penjelasanku?” pintanya.

“Untuk apa lagi” teriakku sambil menahan tangis dan segera berlari dari tempat itu.

“Yoong, saranghae!!” teriak Donghae oppa.

Aku menghentikan kakiku, namun tidak sanggup menoleh. Aku kaget mendengar pernyataannya tadi.

“Aku mencintaimu sejak lama. Sejak aku melihatmu dipantai” lanjutnya lagi. Aku kaget bukan main mendengar kata-kata terakhir tadi.

“Pantai?” tanyaku.

“Ya, dipantai waktu kau masih kecil. Lukisanku waktu dipameran, adalah pantai yang sama dengan tempat yang kau kunjungi dulu” penjelasannya yang membuatku semakin bingung.

“Aku sudah jatuh cinta dengan yeoja kecil dan imut yang asyik bermain pasir itu sejak pertama melihatnya. Saat kau masuk sekolah yang sama denganku, aku sama sekali tidak tahu kalau kau adalah yeoja itu. Tapi terus terang aku tertarik padamu. Aku pikir dengan pergi menjauh darimu, aku tidak akan mengkhianati cinta pertamaku. Namun aku kaget saat kau memintaku datang memperbaiki lukisanmu yang rusak, disanalah aku kembali melihat cinta pertamaku” jawabnya menjelaskan semuanya.

“Kalau kau tahu aku adalah yeoja kecil itu, lalu kenapa kau tetap pergi?” tanyaku dengan berlinang air mata.

“Yoong, orangtuaku sudah mempersiapkan kepindahanku sejak lama. Aku tidak mungkin menolaknya tapun mundur lagi. Tapi sekarang aku sudah kembali, maukah kau menerimaku?” tanya Donghae dengan tatapan mata lembut.

“Aku bingung, harus menjawab apa” kataku lagi.

“Cukup iya atau tidak Yoong” ucapnya sambil tersenyum.
Hatiku tidak bisa berbohong lagi, aku mencintainya.

“Iya.. Aku menerimamu Lee Donghae” jawabku sambil tersenyum dan berlari menyambut pelukannya.

“Tapi memangnya kau menerimaku sebagai apa?” tanya Donghae oppa setengah mengejek.

“Mwo.. Itu.. Itu..” jawabku gugup. Terus terang aku bingung tadi Donghae oppa memintaku apa.

“Sudah tidak usah dijawab. Belajarlah yang rajin agar kau lulus, setelah itu aku akan melamarmu” kata Donghae oppa sambil mengacak rambutku lalu berlari meninggalkanku yang masih bengong.

“Ya!! Oppa.. siapa bilang aku mau jadi istrimu, aku masih ingin kuliah” teriakku sambil mengejarnya.

“Tadi kau yang bilang Yoong, jangan pura-pura lupa” teriak Donghae tak kalah kerasnya.

“Anio..” sahutku.

Begitulah Lee Donghae yang aku kenal, selalu bisa membuatku menangis dan tertawa disaat yang bersamaan. Setelah lulus sekolah Donghae oppa melamarku, tapi aku juga diperbolehkan Donghae oppa melanjutkan kuliah. Dan disinilah kami sekarang, kampus yang sama dan jurusan yang sama.

The End

22 comments on “Blue, Color Of My Life

  1. wehehehe yoonhae….so sweet..kekeke #kembalijadipyros…tapi aku masih nunggu the last man standing #kyunashippernyakumat ==” daebak thor!!

  2. sequel dong, yang udah nikah nya 🙂
    Kan seru tuh udah nikah tapi masih kuliah, satu kampus satu kelas lagi, srquel sequel *maksa*
    Keren -,-

    • Author kyknya Yoonaddict dh, abis pas bikin KyuNa berasa feelingnya dapat. Bikin Yoonhae apalagi. Intinya siapapun namja nya, klo main cast nya Yoona author suka 😀

    • Mmm.. Diusahakan deh. Kyknya kmrn juga ada yg minta dibwt sequelnya. Semoga aja bisa n cerita sequelnya gk jd basi 😀

  3. FFnya jeongmal daebak eonni.. dikira Haeppanya bkal gitu aja ninggalin yoong eonni, ternyata balik lagi..
    whoahhh… YoonHae + Pyros Jjang!!

  4. Just one word…”baguuuuuuussss”…aq terheru bacanya…saking terharunya,bukannya terharu lagi namanya,melainkan terheru..wkwkww..banyakin ff yoonhae nya yah thor! Gomawosimnida…

Leave a reply to Nda Cancel reply